Kamis, 11 Februari 2021



 Asesmen Kompetensi Minimum

Berbagai pembaharuan perlu dilakukan sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan, terutama dalam menghadapi tantangan global yang penuh dengan berbagai perubahan yang sangat cepat. Pemerintah, melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah menyusun berbagai kebijakan di bidang pendidikan dalam upaya meyesuaikan diri dengan perubahan kondisi dan tuntutan yang berkembang di dunia pendidikan. Salah satumya adalah peningkatan sistem evaluasi pendidikan dengan tujuan utamanya adalah mendorong perbaikan mutu pembelajaran dan hasil belajar peserta didik, melalui asesmen nasional pada tahun 2021. 

Asesmen Nasional tidak hanya dirancang sebagai pengganti Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional, tetapi juga sebagai penanda perubahan paradigma tentang evaluasi pendidikan. Nadiem Anwar Makarim mengatakan perubahan mendasar pada Asesmen Nasional adalah tidak lagi mengevaluasi capaian peserta didik secara individiu, akan tetapi mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, dan hasil. Asesmen Nasional pada tahun 2021 dilakukan sebagai pemetaan dasar (baseline) dari kualitas pendidikan yang nyata di lapangan, sehingga tidak ada konsekuensi bagi sekolah dan murid.

Potret layanan dan kinerja setiap sekolah dari hasil Asesmen Nasional ini kemudian menjadi cermin untuk melakukan refleksi dalam mempercepat perbaikan mutu pendidikan Indonesia.

Asesmen Nasional 2021 adalah pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah, dan program kesetaraan jenjang sekolah dasar dan menengah, Asesmen Nasional terdiri dari tiga bagian, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

Bagian pertama dari Asesmen Nasional adalah AKM yang dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar kognitif yaitu literasi dan numerasi, yang merupakan syarat bagi peserta didik untuk berkontribusi di dalam masyarakat, terlepas dari bidang kerja dan karier yang ingin mereka tekuni di masa depan.

Bagian kedua dari AsesmenNasional adalah Survei Karakter (SK) yang dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar sosial-emosional berupa pilar karakter untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila. “Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME serta berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif,” tutur Mendikbud.

Bagian ketiga dari Asesmen Nasional adalah Survei Lingkungan Belajar (SLB) untuk mengevaluasi dan memetakan asppek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah.

Ada beberapa perbedaan Ujian Nasional dengan Asesmen Kompetensi Minimun dan Survei Karakter.

Jika Ujian Nasional diselenggarakan pada akhir jenjang sekolah, Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter akan diselenggarakan pada pertengahan jenjang sekolah, dengan harapan memberikan kesempatan pada guru untuk melakukan perbaikan. Ini sifatnya formatif berguna bagi sekolah dan juga siswa.

Asesmen kompetensi itu punya beberapa manfaat, yaitu memperkaya penilaian formatif di sekolah, menjadi alat bagi guru untuk mendiagnosis kemampuan siswanya pada topik-topik yang substansial, dan menjadi inspirasi kepada guru untuk memperkaya konteks dan level kognitif dalam penilaian tingkat kelas.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar