Sabtu, 13 Februari 2021

 


Goweser MTB dan Grojogan Banyunibo

Baiklah, ini kisah para goweser SCC berikutnya. Pagi yang berawan dan sedikit mendung, para goweser SCC bersepakat untuk berkumpul di rumah goweser tabah, Pak Purwoko. Saat saya sampai di tikum alias titik kumpul, jam sudah menunjukkan pukul 07.04 wib. Di sana sudah ada Mas Ginanjar, Pak Khoiruddin, dan Bung Gundul (sahabat Pak Pur). Karena belum sarapan, kami berempat sepakat untuk sedikit menghangatkan badan di angkringan sebelah timur rumah Pak Pur. Kami memesan teh hangat. Dua ibu yang tak muda lagi cekatan membuatkan apa yang kami pesan. Teh dengan gula batu menjadi pengahangat perut kami agar tak sekarat. Di tengah kami menikmati teh, datang satu lagi anggota SCC bergabung, sesepuh SCC juga, Pak Riyanto namanya, atau sering kami panggil Pak Ri. Segelas teh kami pesan lagi buat Pak Ri. Saat sedang enak-enaknya menikmati teh, sebuah panggilan via whatsapp call berbunyi. Ternyata Pak Pur yang menelepon. "Ayo Pak berangkat, men ra kawanen," bunyi suara di ujung sana. Segera kami bergegas menghabiskan teh, ambil sepeda dan pancal pedal menuju tikum.

Di rumah Pak Pur sudah ada goweser SCC lainnya, ada Pak Muhshon, Pak Andi, Pak Puji, Pak Sumbul, dan tentu saja sang tuan rumah, Pak Pur. Jam menujukkan pukul 07.30 wib ketika kami mulai pancal pedal. Jalan antara Cawas-Semin menjadi tantangan pertama untuk ditaklukkan. Jalan menanjak membuat dua goweser SCC harus menuntun tunggangannya. Tak masalah, kita kan goweser tabah...hahay...



Selepas tanjakan jalan Cawas-Semin, jalanan yang kami lalui tampak lebih ringan. Tak ada lagi tanjakan yang ekstrim dan menguras tenaga. Di Pertigaan Pasar Semin, kami mengambil jalan ke kiri menuju jalan Semin-Karangsari. Jalan tak begitu mulus, beberapa ruas jalan tampak rusak. Namun di sebelah kiri jalan, tampak sungai yang sejuk dipandang. Sedangkan sebelah kanannya tampak bebatuan dan sawah yang memanjakan mata. Selepas menyusuri jalan Semin-Karangsari kami bertemu kembali dengan jalan Semin-Manyaran. Kami putuskan ambil kanan menyusuri jalan Semin-Manyaran yang begitu mulus, maklum jalan provinsi, jadi kualitasnya pun beda. 

Sebelum menyusuri lebih dalam jalanan menuju Grojokan Banyunibo, kami memutuskan untuk mencari warung makan untuk mengisi perut yang mulai keroncongan. Akhirnya kami menemukan satu warung di sisi kanan jalan Semin-Manyaran, warung "Anik Aneka" namanya. Kami memesan gado-gado dan teh hangat. Tak lupa kami minta izin kepada tuan rumah si pemilik warung untuk sekadar buang air kecil. Maklum, lebih baik ditap lebih dini daripada nanti kesulitan di jalan.



Makan-makan selesai, lanjut pancal pedal lagi menuju Grojokan Banyunibo. Efek sarapan ternyata manjur juga. Tampak para goweser SCC lebih bersemangat. Namun ada satu goweser yang justru termehek-mehek pancal pedal, akibat kekenyangan, Pak Ri, sesepuh goweser MTB nan tabah. 

Perjalanan mulai memasuki fase berat tatkala memasuki jalan menuju Desa kepuhsari. Beberapa goweser SCC masih berusaha mencoba kekuatan kaki untuk memancal pedal. Namun apa daya, tanjakan yang lumayan ekstrim memaksa beberapa goweser SCC menjadi goweser MTB nan tabah. 





Tanjakan yang cukup ekstrim benar-benar menguji kekuatan kaki untuk terus mengayuh pedal. Pak Pur yang terkenal dengan goweser tabah tampak tetap mampu mengendarai sepedanya. Pak Puji yang biasanya juga cukup tabah menghadapi tanjakan ekstrim, kali ini harus berhenti sejenak melepas lelah. Sedangkan Pak Ri, jangan ditanya, goweser satu ini merupakan goweser MTB tertabah di komunitas kami. Selepas menaiki tanjakan yang lumayan ekstrim, kami sejenak beristirahat. tampak wajah lelah tapi bahagia menyelimuti diri para goweser SCC.




Tak lama setelah menaiki tanjakan dan menuruni turunan, sampailah kami di Gunung Kotak, sebuah tempat yang cocok sekali untuk spot berfoto ria. Pemandangannya sungguh menakjubkan. Bebatuan yang menjulang tinggi menjadi tempat kami memandang lahan pertanian nan luas di bawah sana. Hijau alam semakin menambah segarnya pandangan mata. Rasa lelah sedikit terobati. Ayooo...saatnya berfoto.





Perjalanan dilanjut. Untuk mencapai Grojokan Banyunibo, kami masih harus menempuh jalan yang naik turun selepas Gunung Kotak. Para goweser MTB dengan tabah dan penuh semangat menuntaskan perjalanan menuju tujuan. Sekitar 20 menit perjalanan kami akhirnya sampai di area persawahan dengan jalan yang menanjak dan sedikit licin. di area inilah kami harus meninggalkan sepeda kami dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menyusuri persawahan untuk sampai ke Grojokan Banyunibo. Sekitar sepuluh menit perjalanan berjalan kaki akhirnya sampailah kami pada tujuan, Grojokan Banyunibo.





Puas menikmati keindahan dan kesegaran Grojokan Banyunibo, kami pun melanjutkan perjalanan untuk kembali pulang. Perjalanan yang menyenangkan dan melelahkan. Perjalanan pulang juga penuh tantangan. Hal-hal tak terduga pun kadang terjadi. Seperti apa yang dialami Pak Sumbul ketika RD-nya tersangkut mur dan bengkok. Beruntung ada goweser terampil seperti Pak Muhshon dan Pak Khorudin. Berbekal kunci bawaan dari rumah dan pinjam bengkel pinggir jalan, akhirnya sang sepeda dapat kembali dipancal menuju rumah.



Kisah perjalanan goweser MTB tabah menuju Grojokan Banyunibo tuntas sudah. Saatnya merenggangkan otot, beristrirahat di rumah, sambil menentukan kembali sasaran gowes berikutnya.

Oya sebagai catatan goweser MTB tabah adalah goweser Munggah Tuntun Bareng tabah. Dan goweser MTB tertabah dalam ekspedisi Grojokan Banyunibo kali ini menjadi hak Pak Ri, sesepuh SCC dari Bayat. Salut hehe...

Salam Pancal Pedal!

Tetap dijepret dengan Nikon D5100



1 komentar:

  1. Sipsss... reportasenya pak Tri Winarno (p3)...untuk gowes SCC berikutnya diliput lagi ...mantapsss

    BalasHapus