Selasa, 27 Desember 2016

Sekilas Stemsend

Perjalanan hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun pun terlampaui. Tak terasa tahun 2016 telah mendekati ujungnya. Suka-duka, susah-senang telah dilalui. Mengenang masa-masa itu izinkan saya berbagi momen bersama Anda. Sebagai manusia yang selalu berinteraksi dengan orang lain, tentu kita tidak boleh melupakan masa yang terlewat. Kita masih ingat kata proklamator kemerdekaan Indonesia, Ir. Soekarno, "Jangan sekali-sekali melupakan sejarah." Ya, sebab sejarah adalah pelajaran bagi masa kini dan masa mendatang.


Kamis, 11 Agustus 2016

Benteng Van Der Wijck

Kesunyian terasa begitu langkah kaki ini memasuki kompleks Benteng. Kala membuka pintu penginapan, aroma bangunan lama menyeruap hidungku. Ada satu televisi, dua tempat tidur, dua kamar mandi, dan dua almari. Di teras penginapan, satu set tempat duduk tersedia untuk bercengkerama. Malam ditemani secangkir kopi dan setoples kacang cukup nikmat kami santap.

Minggu, 07 Agustus 2016

Membincangkan HORISON (Versi Cetak) yang Tenggelam di Ufuk Barat

Malam mulai turun, ketika motor yang kupacu memasuki parkiran Balai Soedjatmoko. Balai di tengah Kota Solo yang ramai. Solo yang mulai padat dan panas. Pukul 19.00 WIB acara yang ditunggu pun dibuka. Acara yang membincangkan majalah sastra ternama di Indonesia, HORISON. Majalah yang telah malang melintang di percaturan sastra Indonesia selama 50 Tahun itu akhirnya mengumumkan diri TAMAT! Mundur dari hiruk pikuk kesastraan Indonesia. Acara bincang-bincang berlangsung cukup santai. Di moderatori oleh Mbak Indah Darmastuti, dengan menghadirkan pembicara Bandung Mawardi yang mengelola Jagad Abjad dan Bilik Literasi Solo, serta Dewan Redaksi HORISON, Joni Ariadinata, mampu membuat bincang-bincang mengalir bernas. Joni dalam bincang-bincangnya sempat bertutur bahwa kehadiran ruang sastra di koran maupun majalah selain HORISON memang menggembirakan. Namun di sisi lain, hal itulah yang sedikit membuat majalah HORISON terpinggirkan hingga limbung menghadapi persaingan. Hanya idealismelah yang selama ini membuat HORISON tetap bertahan. Pada masa Kementerian Pendidikan yang digawangi Wardiman, HORISON mengalami masa yang cukup menggembirakan. HORISON mampu masuk ke sekolah-sekolah di seluruh pelosok Indonesia. Itulah masa keemasan HORISON.

Minggu, 31 Juli 2016

Sekolahku


Inilah sekolahku. Sekitar 30 tahun yang lalu aku bersekolah di sini. SD Negeri Kurung III namanya. Dulu, sekolah ini begitu ramai. Anak-anak berlariam di teras kelas. Sebagian anak lainnya bermain kasti. Halamannya begitu terawat. Ada taman di setiap depan kelas. Di belakang gedung kelas ini ada kolam ikan yang biasanya dapat kami panen. Sekolah mengajarkan wirausaha. Jauh sebelum kami mengenal pelajaran itu. Di sanalah tersemat suka, duka, tawa, dan sedih.