Senin, 01 Januari 2018

Candi Plaosan: Arsitektur Bergaya Hindu Budha






Masih eksplore candi-candi. Kali ini Candi Plaosan di Dukuh Plaosan, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan menjadi tujuannya. Candi ini terletak sekitar satu kilometer arah timur laut dari Candi Prambanan. Cukup berbekal Rp 2.000,- kita dapat memarkir kendaraan di sekitar area candi. Saat memasuki pintu masuk area candi kita diharuskan membayar tiket masuk sebesar Rp 2.000,- per orang. Biaya yang cukup murah bukan?
Menyambut di dekat penjual tiket masuk, kita akan bertemu dengan sebuah bongkahan batu yang cukup besar dengan tanda tangan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di era Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro. Di samping bongkahan batu bertanda tangan dari Wardiman terdapat pula sebuah prasasti tanda tangan dari Jero Wacik sebagai Menteri Kebudayaan dan Pariwisata bertahun 2010.


Selanjutnya kita akan melihat bangunan candi utama dan beberapa bangunan di area candi yang telah runtuh. Bangunan candi yang mengalami keruntuhan cukup banyak. hanya ada beberapa bangunan candi dan stupa yang masih utuh sebagai perlambang bentuk dari bangunan-bangunan yang sudah runtuh. Berbeda dengan di komplek Keraton Ratu Boko yang terdapat papan keterangan kesejarahan bangunan, di Candi plaosan kita seolah diajak untuk berpikir, merenung, serta menduga-duga apa fungsi bangunan yang ada dan yang telah runtuh itu. 


Candi Plaosan Lor memiliki dua bangunan utama. Candi Induk Utara bereliefkan gambaran tokoh-tokoh wanita. Sedangkan Candi Induk Selatan bereliefkan gambaran tokoh laki-laki.Kedua candi induk ini dikelilingi 116 stupa serta 50 buah candi perwara, juga parit buatan. Pada masing-masing candi induk terdapat 6 patung/arca Dhyani Boddhisatwa. Walaupun Candi Plaosan merupakan candi Budha, namun gaya arsitekturnya merupakan perpaduan antara agama Hindu dan Budha.

Sayangnya beberapa arca yang ada dalam Candi Induk kondisinya sudah tidak utuh lagi. kebanyakan hilang di bagian kepala ataupun tangan. Bila saja ada keterangan mengenai sejarah "terpenggalnya" kepala arca-arca itu tentu akan lebih menarik untuk pengunjung agar memahami sejarah yang ada.



 Di setiap Candi Induk ada tiga ruangan yang di masing-masing ruang terdapat dua arca dengan beberapa relief di samping kiri dan kanannya. relief itu berbeda-beda pada setiap ruangan.Ada relief seorang laki-laki dan perempuan yang sedang melaksanakan ritual perkawinan. Ada pula relief berupa seseorang (entah laki-laki atau perempuan) yang berdiri dengan dikelilingi relief-relief kecil. Sekali lagi dikarenakan tidak adanya keterangan dalam relief dan patung-patung itu akhirnya pengunjung (seperti saya) hanya bisa menduga-duga saja hehe. 



Setelah puas berputar mengitari Candi Plaosan Lor, kami pun mengakhiri ekplorasi Candi Plaosan Lor. Selanjutnya kami menujuCandi Plaosan Kidul. Di area Candi Plaosan Kidul memang tidak ditemukan semacam Candi Induk yang terdapat di Candi Plaosan Lor. Hanya ada beberapa bangunan seperti tempat bersemadi (lagi-lagi hanya menduga-duga hehe). Sebagian bangunan pun sudah banyak yang runtuh. Namun sebagaimana sebuah sejarah, meskipun sudah usang dan tinggal puing-puing, ia akan selalu menampakkan kesejatiannya. Kesejatian sebuah bangsa yang pernah jaya dan beradab. Kini....???





Tidak ada komentar:

Posting Komentar