Senin, 03 Oktober 2011

Puisi-puisiku


SAJAK SEORANG GURU KEPADA MURIDNYA
Anakku...
Apa yang bisa kukatakan padamu
Sewaktu engkau terduduk lesu, tertidur di meja kayu
Dengan seragam kusut, tanpa semangat, dan kuyu
Atau di saat engkau bermain handphone sewaktu aku membelajarkanmu
Atau di saat engkau berceloteh tak jelas dan saru
Anakku...
Tahukah engkau bahwa beban negara ada di pundakmu?
Tahukah engkau bahwa keluargamu begitu mengharapkanmu?
Agar engkau menjadi asa di tengah keputusasaan
Anakku...
Aku mengerti perasaanmu
Perasaan ingin dihargai
Perasaan ingin dimengerti
Dan perasaan-perasaan lain yang menginginkan engkau lebih
Tapi anakku...
Engkau pun harus mengerti, tidak mudah membangun harga diri
Tak mudah meluangkan waktu ‘tuk memahami pribadi demi pribadi
Harga diri didapat karna kita berprestasi anakku...
Dan prestasi kita raih bila kita berjuang tanpa henti
Anakku...
Ayah ibumu, kakakmu, adikmu, eyangmu, pakdemu, budhemu dan seluruh manusia
Pun Tuhan Yang Maha Kuasa, Maha Bijaksana, mengharapkan engkau menjadi manusia terbaik
Tak ada satu makhluk pun yang menginginkan engkau tak berguna anakku..
Do’a mereka adalah kekuatan bagimu untuk maju
Berjuanglah anakku
Walau badai menghadang
Hujan dan halilintar bergemuruh menahan laju langkahmu
Pantang surut sejengkal tanah pun anakku
Karna aku kan mengokohkan kuda-kudamu
Kan aku kuatkan jiwamu dengan semangatku
Ingatlah anakku
Aku tak kan pernah jauh darimu
Aku ‘kan slalu memegang erat tanganmu di kala engkau goyah
Mari rapatkan barisan anakku
Kita maju bersama menyongsong era baru
Era kebangkitanmu, aku, dan seluruh malaikat yang menginginkan dunia ini bersatu
Bersatu dalam semangat fastabiqul khairot
Berlomba-lomba dalam kebaikan
Agar kita kelak menjadi satu
Di surga Tuhanku, Tuhanmu, dan Tuhan seluruh alam
Selamat berjuang anakku
Do’a dan semangat kutitipkan bersamamu



Bajaj
Tiga kakinya menapak aspal panas
“kakimu kurang,” kata BMW
“Makhluk aneh,” kata Opel Blazer
“Barang rongsokan,” Mercedes Benz ikut menimpali
Sang Bajaj tetap diam
Dalam diam dia berpikir, lalu buka suara
“Masa bodoh dengan ocehan kalian
Aku punya niat baik
Menolong manusia di garis bawah
Untuk menyambung hidup anak istrinya
Aku justru kasihan pada kalian
Yang hanya dijadikan barang pameran
Kalian tlah merusak hakikat hidup manusia
Yang harusnya cinta sesama jadi cinta harta
Kalian.....,” Bajaj tak jadi meneruskan kata-katanya
Sebab BMW, Opel Blazer, dan Mercedes Benz telah berlalu bersama kecongkakannya



Khianat
“Khianat”
Kata tercela
Tapi ia akan jadi indah dan barokah
Bila kita mampu menempatkannya
Khianat pada dosa
Khianat pada kesombongan
Khianat pada kekotoran
Khianat pada kebatilan
Khianat pada kemaksiatan
Khianat pada kemudharatan
Khianat pada kejahiliyahan
Khianat pada kekafiran
Khianat pada kezaliman
Khianat pada kemunafikan
Khianat pada keserakahan
Khianat pada sumber kehancuran, kebodohan, dan ketidakadilan
Pada konteks itu,
Kata khianat wajib adanya
Sebab itu mari kita ikrarkan
Jadilah pengkhianat segala kemunduran moral, budaya pemikiran, dan kemunduran iman


Masihkah Ada
Bertahun-tahun pengembaraanku
Kuhadapi padang pasir kerontang tanpa hawa
Saatnya sejenak kembali menuju oase yang tlah lama hilang
Kampusku!
Ingin kuraih kembali sisa-sisa idealisme di sana
Tuk mengisi semangat yang tlah tergores cita-cita pragmatisme jalanan
Mengisi kembali otakku dengan ide-ide baru
Tuk kembali berjuang menahan gempuran dajjal-dajjal kehidupan
Namun satu yang kutakutkan
Masih adakah amunisi idealisme di kampusku
Atau
Di sanalah sebenarnya idealisme itu mulai terpinggirkan
Tergantikan oleh kepentingan-kepentingan sesaat
Yang akan menghancurkan hakikat kemanusiaan kita
Aku tak tahu



Refleksi
Sayang ....
Tetaplah bersemayam dalam lubuk hatiku
Walaupun kenyataan tak memihak kita
Namun kenyataan itu harus kita terima
Ikhlaskan dengan segala sukma
Walau kita tak kuasa menahan sakit dan pedihnya
Selalu ingatlah sayang .....
Kita hidup bagaikan sebuah wayang
Tanpa daya, tanpa kuasa kepada sang dalang
Sayang ..... ingatlah selalu
Bahwa inti sukmaku kan slalu bersamamu
Takkan lekang oleh waktu dan masa
Walaupun kita nanti ‘kan berpisah, sayang ....
Jadilah engkau selalu pelita yang menyinari kehidupan setiap orang
Buatlah hidupmu berguna bagi sesama
Sayang ...... sungguh ku ‘kan slalu mengenangmu
Sebagai cahaya yang pernah mengisi dan menyinari perjalanan hidupku
Sayangku ..... janganlah engkau bersedih
Banggalah, wahai engkau sayangku
Ternyata cahyamu nan cemerlang dibutuhkan pula oleh orang lain
Berikanlah sinarmu, sayangku
Berikan dengan penuh rasa cinta dan keikhlasan
Jangan kau kurangkan dan hilangkan
Jiwa, sukma, dan do’aku kan slalu bersamamu
Menyertai kehidupanmu kelak
Sayangku, bebaskanlah alam pikirmu
Terbanglah bagai burung camar di pantai yang luas
Nikmatilah hidupmu, sayangku ...
Jangan kau sia-siakan anugrah yang telah diberikan-Nya padamu
Sayangku .... dengan penuh penyesalan dari dasar lubuk batinku
Aku ingin mengatakan sesuatu padamu
Maafkanlah aku yang tak mampu memenuhi harapanmu
Tuhan telah memberikan jalan yang berbeda bagi kita
Kita dicipta untuk saling sayang, namun tidak untuk bersama
Ingatlah sayang, kebahagiaan suatu saat kan berganti kesedihan
Dan kesedihan suatu saat kan berganti kebahagiaan
Sayangku .....
Jiwa tak ‘kan pernah mati walau jasad tlah mengering
Ingatlah sayangku ...
Jiwaku kan slalu menyatu dalam jiwamu
Walau raga ini tak kau miliki
Sayangku, tahukah kau?
Tuhan mahatahu sayangku...
Ia tahu rahasia kehidupan kita
Ia pasti kan memberikan yang terbaik bagi kita
Sayangku .... suatu saat kau kan mengerti rahasia itu
Rahasia yang kita sebelumnya tak pernah tahu
Oh .....kekasihku, sayangku ...
Terasa aku tlah lelah
Batinku serasa ingin berhenti sejenak dalam mengarungi hidup
Rasanya ingin kupejamkan mata ini
Mencoba tuk berganti kenyataan hidup
Kasihku ... rasanya kuingin hidup ini segera berganti tema
Kucoba tuk menahan rasa sesak di dada ini kasihku
Rasanya ingin meledak, berontak, teriak dengan kenyataan hidup ini
Kasihku, tahukah kau?
Malam ini kudengar nyanyian alam
Mengajakku tuk berkaca diri
Menyelami jiwa
Mendalami batin
Menorehkan pena
Menuliskan cerita
Membaca kenyataan
Meredam emosi
Menghayati hidup
Memupuk asa
Menahan gelora
Menata cita-cita
Dan mengasihi sesama




NASIONALISME
Nampak merah padam bumi pertiwi
Akibat ulah dusta para kurcaci
Setiap langkah tersungkur karma
Intan tertambat belenggu nista
Oi...orang indonesia
Nyatakan tiada dusta antara kita
Lenyapkan angkara murka
Indahkan cinta sesama
Satukan raga dan jiwa
Mantap teriakkan kata:
Enyah kau pendusta bangsa!


Arti sebuah kemenangan
Apa itu kemenangan?
Apakah dikala kita lebih kuat dari orang lain
Apakah dikala kita lebih pintar dari orang lain
Apakah dikala rumah kita lebih bagus dari orang lain
Apakah dikala mobil dan motor kita lebih baru dari yang lain
Apakah dikala kita bisa mempermalukan orang lain
Apakah dikala handpone kita lebih mutakhir dari yang lain
Apakah itu yang bernama kemenangan?
Sebuah kemenangan menghasilkan ketenangan
Kemenangan adalah ketika kita diseru:
“Wahai jiwa yang tenang.
 Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya.
 Maka masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku,
 dan masuklah ke dalam surga-Ku.”
 Dan kita mengikutinya
 Itulah arti sebuah kemenangan



Sewajarnya I
Hari ini kuberpikir
Apa arti hidup?
Berkuasa?
Kaya?
Terhormat?
Atau...
Apa?
Hidup harus bermakna
Makna adalah isi
Jadi, hidup harus berisi, berarti
Bagai padi
Semakin berisi semakin menunduk
Tapi apa yang terjadi?
Yang berisi makin arogansi
Yang berisi dagunya mendongak tinggi
Inikah yang dinamakan berisi?
Ia selalu ingin dihormati




Sewajarnya 2
Menunduk menatap langit
Dunia rasa semakin sempit
Demi Tuhan aku ingin sewajarnya
Hidup sewajarnya
Mencinta sewajarnya
Bahagia sewajarnya
Sedih sewajarnya
Tapi ...
Aku belum bisa
Nafsu sering menggerogoti pertahananku
Kucoba lawan!
Makin besar tekanan kurasakan
Tuhan ....
Aku tahu Engkau Mahatahu
Dalam lubuk hatiku
Aku bertekad
Aku ingin hidup sederhana
Sewajarnya dan bahagia
Itu saja



Takdir
Tertawa
Menangis
Adalah rona-rona kehidupan
Senang
Sedih adalah lika-liku keadaan
Kita hanyalah makhluk yang lemah
Tuhan....Allah
Mahabesar
Mahatinggi
Mahatahu
Mahamelihat
Mahapenentu
Hanya kepada-Nyalah kita berharap
Dan bila hal yang engkau citakan tak jua sampai
Terimalah hal itu dan berusahalah




Tidak ada komentar:

Posting Komentar